Dermaga
tua di ujung kota menjadi sahabat di kala kesepian menggrogoti ku.tak ada satu
orang pun disana. Saat saat paling tenang dan hanya terdengar tiupan angin
berlarian di telinga ku, dan suara gemuruh air laut. Begitu kontras nya dengan
suasana hati ku saat ini. Ada saat aku kembali membuka lembaran masa lalu ku.
Kemudian membaca nya dengan sangat jelas. Menikmati sore hari dengan sebotol
minuman dengan kadar alcohol 55 %. Menjadi kebiasaan ku belakangan ini.
Semenjak semua cepat berubah dan berganti tempat. Aku duduk di atas dermaga dan
memandang suasana merah yang haru. Hari itu tubuh ku telah ku isi dengan berapa
banyak alcohol. Asalkan aku tenang dan bisa menyanyikan lagu la lala la, la
lala drum, lala la. Hah di bawah pengaruh alcohol.
Aku ingat sekali bersama carolin.jari
tangan ku berlarian di atas piano dan menghasil kan suara nada yang indah. Carolin
duduk tidak jauh dari ku dan melihat ku dengan senyum nya, sorotan mata nya
yang biru. Sampai kedalam nadi ku.jemari ku tidak berhenti saat aku memandang
mata nya.aku seperti berada dalam mimpi ketika itu. Belum bisa ku jelaskan
dengan benar apa yang sebenar nya
terjadi.semua seperti air, ku biarkan mengalir membasahi setiap sudut yang bisa
di jangkau oleh nya.
Waktu yang bisa menjawab nya.semua dengan
mudah nya berganti,lalu bagaimana dengan diri ku?? Sekarang udara terasa
menyengat ke dalam kulit ku. Malam menghampiri ku lagi.ku bertemu dengan waktu
yang sama di tempat yang sama. ku tinggal kan dermaga tua itu. Minuman alcohol
ku hanya tersisa beberapa tetes saja. Aku menghabiskan nya lagi. Minuman dengan
kadar alcohol 55 %, tak bisa ku pungkiri dia pun sahabat ku.